Saya terusik dengan sedang berkembangnya orang-orang yang mulai mempercayai mengenai konsep dunia ketika mula-mula peradaban, mengenai “Flat Earth”. Entah ini hanya sebagai salah satu cara untuk menarik perhatian atau apapun itu, menarik untuk didalami.
Gereja Romawi dulu kala mempercayai bumi itu datar, sebuah kalimat dari alkitab yang mungkin diterjemahkan secara harafiah, diambil dari Kitab Wahyu 7:1 yang berbunyi :
“kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau laut atau di pohon-pohon”
Namun sebenarnya jika ditelaah lebih mendalam dari beberapa ayat yang ada jelas menyatakan bahwa bumi itu bulat/sphere yang melayang di alam semesta.
Penjelasan diatas bukanlah berarti konten yang ada di dalam alkitab bertolak belakang, tidak. Terdapat salah persepsi bahwa keKristenan lah yang menyatakan bumi itu datar yang padahal alkitab sendiri tidak menyatakan hal tersebut.
Nicholas Copernicus dan Galileo Galilei merupakan dua scientist yang menerbitkan buku mengenai “heliocentrism” bahwa bumi berevolusi mengelilingi matahari lalu dianggap sebagai pendusta oleh gereja karena menyatakan bahwa Alkitab keliru. Namun sebelum Copernicus dipenjara oleh pihak Gereja dia telah terlebih dahulu meninggal.
Teori yang dibawa oleh Copernicus masih belum sempurna yang kemudian dilengkapkan oleh Galileo yang seorang Katolik. Pengajaran Galileo ini meresahkan Gereja Katolik Roma sehingga Galielo diadili oleh “Roman Inquisition” menuntut Galileo untuk berhenti mengajar teori heliocentrism. Namun Galileo mengindahkan peringatan tersebut yang berujung pada persidangannya 15 tahun kemudian.
Lalu pada tahun 1632 Galileo datang untuk persidangannya yang kedua, persidangan tersebut berlangsung selama 8 bulan dan akhirnya diputuskan bersalah oleh 7 Inquisitor dari 10. Berdasarkan putusan tersebut maka buku Galileo yakni “Dialogues” akan ditetapkan sebagai buku terlarang, dan dia diharuskan menerbitkan pernyataan bahwa dia memiliki teori yang salah dan diwajibkan melakukan ritual keagamaan sampai waktu yang tidak ditentukan. Setelah meninggal pun Paus tidak mengijinkan pemakaman yang “layak” dan membiarkan Galileo dimakamkan di tempat yang bukan pemakaman yang sulit diketahui.
Sampai tahun 1835 (200 tahun) Gereja Katolik Roma tetap menyangkal teori yang dibawa oleh dua scientist Copernicus dan Galileo.
350 tahun setelah Galileo wafat, yakni pada tahun 1992 Paus Paul Yohanes 2 barulah menyatakan
that Galileo suffered unjustly at the hands of The Church and praised Galileo’s religiousness and his views and behaviors regarding the relationship between science and religion.
Dapat saya asumsikan bahwa Gereja Katolik memiliki cara pandang tersebut karena pengaruh politik untuk tetap berada di kekuasaan mengingat bahwa kekuasaan tentara berada dibawah gereja. Sehingga bisa dibayangkan jika rakyat biasa memutarbalikan 180 derajat pondasi gereja maka akan terjadi revolusi oleh rakyat.
Terdapat satu hal lagi yang menjadikan Gereja Katolik Roma begitu menolaknya temuan oleh Copernicus dan Galileo, yakni pandangan hidup yang mengecilkan Tuhan.
Bahwa masih berkutatnya pandangan bahwa Tuhan hanyalah sebatas penglihatan mata. Bahwa Tuhan ada ketika panasnya sinar matahari di kulit dan gelapnya langit malam. Tuhan ada di garis langit. Tuhan ada dari interpretasi manusia.
Giordano Bruno seorang filsuf, astronom, dan matematikawan menciptakan sebuah teori yang bernama Infinite universe seperti yang sudah kita ketahui bahwa bumi hanyalah sebutir, maaf lebih kecil lagi, debu mungkin, lebih kecil lagi (coba dibayangkan) dari milyaran gugusan galaksi di alam semesta.
Pemikiran Giordano terinspirasi oleh filsuf Romawi 1600 tahun sebelumnya yang bernama Lucretius dengan judul “On Nature of Things”. Yang memiliki inti bahwa alam semesta tidaklah terbatas seperti Tuhan Giordano yang tidak memiliki batasan. Ketika Giordano membawa pemikirannya kepada para cendikiawan lainnya dia dituduh menistakan Tuhan karena menyangkal keberadaan bumi sebagai satu-satunya pusat alam semesta. Yang berujung pada hukuman mati dengan dibakar hidup-hidup.
“The general opinion is not always the perfect truth…” Giordano Bruno
Saya sendiri bingung kenapa terdapat dikotomi antara agama dan sains, bukankah keduanya itu bukan dua tapi satu. Bagi saya Tuhan menciptakan segalanya melalui “lukisan tangannya” (jangan diartikan secara harafiah, bahwa Tuhan membentuk manusia dari tanah seperti pengerajin gerabah). CiptanNya dibentuk oleh mekanisme yang rumit dan kompleks dan lagi sukar dimengerti. Anggun.
Gerakan lempeng tektonik yang semula satu Benua Pangea menjadi tersebar merata di penjuru bumi. Tersebarnya benua ini menyebabkan adanya arus angin panas dan dingin di lautan yang bisa berujung pada badai Katarina di Amerika dan keberagaman karang laut Australia dan Indonesia Timur.
Barisan gunung-gunung di Jawa disebabkan oleh pergerakan lempengan tektonik ribuan kilometer di bawah laut.
Burung griffon vulture bia terbang sampai 37,000 kaki di atas permukaan laut (setara dengan tinggi rata-rata pesawat komersial)tanpa perlu mengepak kan sayap karena memanfaatkan angin panas lembah gunung yang membawanya ke atas.
Hujan yang menyuburkan tumbuhan untuk kita makan disebabkan oleh siklus hidrologis dari laut hingga ke gunung.
Perbedaan ras manusia disebabkan oleh evolusi susunan genetika tubuh manusia dari awal peradaban manusia di Afrika, beda warna kulit. rambut, dan mata.
Revolusi bumi yang melonjong dan perbedaan sudut paparan sinar matahari pada lokasi tertentu menyebabkan perbedaan musim. Perbedaan musim mengakibatkan perbedaan ekosistem (tatanan biota darat dan laut).
Selain hangatnya, gravitasi bintang kita matahari membuat planet-planet tetap berada pada jalurnya. Lengkungan revolusi, jaraknya dari matahari 149,6 juta km, waktu revolusi 365 hari, rotasi bumi 24 jam merupakan sebuah keindahan yang membuat saya dan anda bisa hidup.
Terdapat satu kalimat yang mengingatkan kembali tentang diriNya yang begitu besar.
“Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir” Ibrani 6:19